ESSAY CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI 2023

PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM SUATU ORGANISASI

Disusun Oleh:

Rini Dwi Nur Hayati  (21111500007)

Muthia Muthmainnah Ismail (22111500009)

PRODI TEKNIK BIOMEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2023

 Pentingnya kepemimpinan dalam Suatu Organisasi

            Dalam suatu organisasi pasti menginginkan suatu berubahan ke arah yang lebih baik dengan terencana dan terorganisir. Rencana-rencana tersebut tentunya terdiagnosa secara sistematis. Untuk mencapai hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh sumber daya yang ada pada organisasi tersebut. Di setiap organisasi pasti memiliki seorang pemimpin atau seseorang yang anggotanya percaya untuk dapat menjadi sosok yang mampu mengarahkan mereka, merangkul mereka, bahkan membantu mereka. Seorang pemimpinlah yang menjadi faktor terpenting dalam suatau organisasi.

Kepemimpinan sendiri sebenarnya memiliki definisi yang berbeda-beda bagi setiap individu. Ada yang hanya menganggap bahwa itu merupakan posisi untuk menunjang seseorang menjadi terkenal. Ada juga yang beranggapan bahwa menjadi seorang pemimpin hanya menaburkan harapan-harapan yang tentu saja itu hanya sebuah harapan dan angan yang tanpa usaha itu tidak akan tergapai. Sebenarnya menjadi seorang pemimpin yang memiliki rasa tanggung jawab dan sadar bahwa dirinya adalah seorang pemimpin memiliki tugas yang sangat berat karena dalam setiap organisasi pasti ada titik dimana argumen-argumen yang disampaikan setiap anggota itu memiliki perbedaan dan seringkali menyebabkan perbedatan bahkan bisa menjadi perpecahan.

Untuk itu seorang pemimpinlah yang menjadi penengah dalam masalah ini. Keputusan yang dibuat oleh seorang pemimpin adalah keputusan yang akan dilaksanakan dan juga harus diterima oleh setiap anggotanya. Maka untuk mengambil keputusan itu harus bertindak seadil-adilnya. Namun tak jarang seorang pemimpin itu mampu untuk bersikap adil dalam setiap pengambilan keputusannya. Sehingga seringkali keputusan dan kebijakan yang kurang adil tersebut menimbulkan beberapa orang menjadi kecewa, kesal, dan marah. Itulah mengapa seringkali pemimpin mendapatkan kata-kata kritikan atau sindiran. Namun ada baiknya jika kritikan-kritikan yang disampaikan itu bersifat membangun sehingga dapat membuka mata para pemimpin yang tidak bersikap adil.

            Pada dasarnya pemimpin bukanlah tentang hirarki atau sebutan bahkan status melainkan suatu yang memiliki pengaruh dan dapat menguasi untuk berubah. Kepemimpinan bukanlah suatu yang dapat dijadikan kebanggaan atau ajang untuk ujuk gigi atau bahkan untuk mengakumulasikan kekayaan atau meraup keuntungan untuk dirinya sendiri, meliankan untuk menghubungkan dan melibatkan sejumlah orang untuk bersama-sama mencapai tujuan yang bisa dinikmati dan bermanfaat. Sehingga terdapat perbedaan ynag kontrak makna dari pemimpin dan diktaktor. Diktator mengejar pihak lain untuk bertindak dengan kekerasan fisik ataupun ancaman di bawah kekuatan fisik. Beberapa diktator yakin menggunakan aktivitas karakteristik kepemimpinan seperti menawarkan visi.

Posisi kepemimpinan terdapat pada ketetapan dalam pengaturan kerja untuk membantu organisasi subunit untuk mencapai tujuan keberadaannya dalam sistem yang lebih besar. Tujuan organisasi sendiri diarahkan kedalam kegiatan yang kolektif. Sehingga proses kepemimpinan diarahkan dalam mendefinisika, menetapkan, mengidentifikasi, atau menerjemahkan arahan untuk mengikuti mereka dan memfasilitasi atau memungkinkan proses organisasi yang seharusnya menghasilkan pemcapaian tujuan. Tujuan dan arahan pada organisasi akan lebih jelas dalam banyak hal, termasuk melalui visi, misi, tujuan, rencana, dan tugas.

            Pengaruh kepemimpinan seorang terhadap organisasi yang dipimpinnya ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadar visi, misi, tujuan, rencana, dan tugasnya. Hal ini terjadi karena seorang anggota dalam organisasi akan mengikuti keputusan yang sudah diambil pemimpinnya. Untuk itu seorang pemimpin dapat dikatakan bahwa ia berhasil dalam kepemimpinannya dengan melihat bagaimana seorang pemimpin tersebut dapat mempengaruhi orang lain dengan kharisma yang dimilikinya dan juga dapat mengendalikan semua situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya dilingkungannya. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan peran anggotanya dalam pencapaian visi,misi, maupun tujuan itu juga berberan besar, tidak segan untuk menegur jika anggotanya menyimpang dari tujuan yang sudah disepakati, dan memberikan reward kepada anggotanya jika tujuan sudah tercapai. Seorang pemimpin juga harus memiliki kestabilan emosi dalam kepemimpinannya untuk memimpin para anggota di bawahnya dan bersikap adil kepada para anggota-anggotanya.

            Seorang pemimpin juga tidak boleh bersifat anti kritik. Anti kritik ini sendiri memiliki arti bahwa seseorang yang tidak mau diberikan tanggapan apapun dan merasa bahwa dirinya sudah melakukan yang terbaik. Sehingga membuat mereka lupa akan ungkapan di atas langit masih ada langit. Pemimpin yan anti kritik ini tentunya memiliki sifat egois dan ingin memenuhi harapan dirinya sendiri. Sehingga kritikan dan masukan ynag diberikan anggotanya dapat didefinisikan menjadi suatu ancaman eksistensialismenya. Yang membuat seorang pemimpin cenderung memiliki sifat defensive dan berfikir bahwa orang yang mengkritiknyalah yang memiliki kebribadian yang tidak baik atau kurang menyenangkan. Sehingga saat ini banyak orang yang membicara mengenai krisis kepemimpinan.

            Dalam menjalankan fungsi dan peranannya sebagai pemimpin, maka seorang pemimpin biasanya menerapkan gaya atau pendekatan dalam menjalankan organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin dapat menerapkan pendekatan atau gaya apapun yang menjadi ciri khas dari pemimpin tersebut. Seorang pemimpin yang efektif mempengaruhi pengikut dalam rangka memperoleh tujuan yang diharapkan. Tipe kepemimpinan yang mempunyai perbedaan dapat berpengaruh terhadap efektivitas atau kinerja organisasi. Oleh sebab itu maka peran kepemimpinan dalam organisasi dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang dianutnya.

            Pendekatan-pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan sifat (traits approach). Seseorang yang menjadi pemimpin dan bukan orang yang sedang memimpin bisa diidentifikasi dari sifat-sifat kepemimpinannya pendekatan yang terjadi ini dapat didasarkan atas pengakuan umum dimana sikap individu didasarkan oleh struktur kepribadian. Pendekatan ini menggambarkan ada ciri khas pada pemimpin yaitu mempunyai kekuatan fisik dan keramahan. Pemimpin mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi. Terdapat sifat kepribadian yang bisa dilihat memililki hubungan positif dengan sikap pemimpin dan memiliki hubungan tinggi yaitu: popularitas, keaslian, adaptabiltas, ambisi, ketekunan, status sosial, status ekonomi, mampu berkomunikasi. Walaupun dipandangan para ahli syarat pemimpin belum diputuskan sepenuhnya, akan tetapi terdapat sejumlah sifat kepribadian yang harus dipunyai oleh para pemimpin untuk menunjang mereka menghadapi masalah dan memimpin dengan adil, seperti :

  1. Pendidikan umum yang luas, memiliki kemampuan dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
  2. Kematangan mental, kematangan yang bisa dilihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung dan cepat marah.
  3. Sifat ingin tahu, berfikir kreatif dan inovatif.
  4. Kemampuan analitis, mampu menganalisa gejala-gejala informasi yang ada.
  5. Integratif, kepribadian terpadu dan tidak terombang-ambing (plin-plan) oleh pihak manapun.
  6. Keterampilan berkomunikasi, mampu berkomunikasi dengan pihak lain.
  7. Rasional dan obyektif, pemikiran sehat; tidak pilih kasih & tidak emosional.
  8. Kesederhanaan, menampilkan kesederhanaan dan bekerja secara efisiensi.
  9. Sifat keberanian, memiliki keberanian dalam mengambil keputusan yang adil.

Bisa juga menggunkan pendekatan kharismatik (charismatic approach) yang sudah ada sejah zaman Yunani Kuno. Ciri dari kepemimpinan karismatik seperti:

  1. Mempunyai kepercayaan diri dan kepercayaan pada pengikut.
  2. Ekspektasi yang tinggi bagi pengikut.
  3. Mempunyai visi ideologis.
  4. Bawahan mempunyai kesamaan visi dan misi dengan pimpinan.
  5. Bawahan mempunyai loyalitas yang ekstrim dan kepercayaan pada pimpinan.
  6. Bawahan berlomba-lomba mengikuti sistem nilai dan perilaku pemimpin.
  7. Berkaitan dengan pemimpin merupakan penghargaan diri.
  8. Pemimpin karismatik mempunyai kemampuan debat dan persuasif yang hebat, sikap, dan perilaku yang bisa memberi dampak pada pengikutnya.

Yang terakhir pendekatan melalui transformasi (transformational approach). Karakteristik pemimpin yang karismatik dapat melakukan pergeseran terhadap organisasi yang tradisional ke organisasi modern. Proses transformasi inilah yang selanjutnya menjadi dasar bagi teori transformasional. Pada kepemimpinan bentuk transformasional ini, pemimpin menggeser sistem nilai, kepercayaan dan kebutuhan-kebutuhan pengikutnya.

 Transactional Leadership adalah kepemimpinan yang menyampingkan sesuatu yang buruk menuju kinerja organisasi yang sangat baik, lewat pembaharuan dan perbaikan. Proses transformasi ini dapat dikerjakan dengan proses rekrutmen, seleksi, promosi, pelatihan dan pengembangan, jaminan kesehatan dan efektivitas kinerja organisasi. Berdasarkan penelitisn Bass, pemimpin transformasional yang efektif mempunyai ciri-ciri seperti melakukan identifikasi diri sebagai agen perubahan, memberikan semangat, yakin pada orang lain, pendorong sistem nilai, pembelajar sepanjang hayat, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan kompleksitas, ambiguitas dan ketidakpastian, dan mempunyai visi.

Seorang pemimpin juga memiliki ttipe-tipenya sendiri seperti tipe karismatik, pemimpin ini adalah kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan dituruti oleh bawahannya. Mempunyai kekuatan gaib, super dan berani. Tipe paternalistik dan materialistik, bersikap melindungi pengikut sebagai seorang bapak yang penuh kasih sayang. Memberi karyawan untuk berinisiatif dalam pengambilan keputusan. Tipe militeristik, bersikap komando dengan menggunakan sistem perintah dari atasan kepada bawahannya secara otoriter. Menghendaki supaya bawahannya selalu taat secara formalitas. Tipe otokratik, didasarkan pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipenuhi. Setiap perintah ditentukan dengan tanpa konsultasi, kekuasaan menjadi sangat bersifat absolut. Tipe laissez faire, membiarkan pengikut bersikap semaunya sendiri dengan penuh tanggung jawab. Jabatan pemimpin didapat dengan cara yang tidak baik seperti sistem nepotisme. Tipe populistik, dapat bersikap dan menjadi pemimpin rakyat. Dia berpatokan pada nilai masyarakat tradisional. Tipe administratik, pemimpin yang dapat melaksanakan tugas-tugas administratif dengan efektif. Melalui tipe ini diharapkan muncul suatu perkembangan teknis, manajemen modern, dan perkembangan sosial. Yang teraakhir ada tipe demokratik, pemimpin ini selalu berpusat pada anggota dan memberikan bimbingan pada pengikutnya. Kekuasaan organisasi terletak pada peran aktif dari setiap bawahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Deswaraswamy, Nanjun. 2014. Leadership Stlye. Journal Advances in Management Vol. 7(2) February 2014.

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rajawaligrafindo Persada.

Luthan, Fred. 1998. Organizational Behavior. Irwin, Mc Graw-Hill.

Zaccaro. 2001. The Nature of Organizational Leadership. Journal of George Mason University.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *