ESSAY CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI 2023

Problem solving in organitazion

  1. Pendahuluan

Didalam suatu organisasi keberadaan seorang pemimpin sangat penting karena pemimpin menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam berorganisasi. Maka tugas pemimpin adalah mempengaruhi bawahannya untuk mencapai perubahan dengan menciptakan koordinasi yang lebih mudah, membentuk tim kerja dalam mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin menekan ego sendiri, menghargai kontribusi orang lain dan menunjukkan pada bawahan bahwa mereka sangat dihargai. Pemimpin mendorong keberanian untuk menerima kegagalan dan kesalahan, mendengar apa yang dikatakan bawahan , menunjukkan kepercayaan pada orang lain dan mau belajar dari orang lain termasuk dengan bawahannya.

Dalam mencapai tujuan organisasi membutuhkan beberapa faktor pendukung yaitu alat, modal, alam dan manusia. Diantara faktor-faktor tersebut manusialah yang sangat dominan untuk memegang peranan penting dalam menentukan masa depan organisasi. Walaupun modal yang tersedia besar dan teknologi yang digunakan canggih, organisasi tidak akan mampu berjalan dengan baik jika tidak ada manusia yang berada di organisasi tersebut. Dan perlu di sadari bahwa keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia dengan didukung seorang pemimpin yang mampu memimpin suatu organisasi, dituntut untuk mempunyai pemikiran terbuka, mau menerima ide-ide baru, rela menerima kritikan dan mau belajar serta mendengarkan kebenaran yang disampaikan oleh bawahnnya.

 Pemimpin dituntut untuk menciptakan hubungan personal dengan orang lain dari pada kebutuhannya sendiri, dan harus berani menerima kegagalan. Setiap pemimpin perlu menyadari bahwa untuk mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif , perlu memilki kemampuan memperlakukan orang lain sebagai subyek bukan objek, sebagaimana layaknya benda mati, yang dapat diperlukan sekehendak hati. Istilah dalam kepemimpinan “Return On Individual” yang artinya agar pemimpin menaruh perhatian pada setiap individu yang dipimpinnya.

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan kelebihan sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin ialah seorang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi (bakat yang dibawa sejak lahir), dan merupakan kebutuhan dari satu situasi/zaman, sehingga pemimpin mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. Pemimpin juga mendapatkan pengakuan serta dukungan dari bawahannya dan mampu menggerakkan bawahan kearah tujuan tertentu.

  • Hubungan Kepimpinan dengan Organisasi

Suatu Organisasi yang kuat merupakan hasil dari kepemimpinan yang unggul. Organisasi tanpa pemimpin yang unggul ibarat kapal perang yang besar tanpa nahkodanya. Kapal perang tersebut akan kehilangan arah dan orientasi , tanpa tujuan dan makna. Akibat yang bisa dirasakan bagi organisasi tanpa pemimpin yang unggul adalah kemunduran produktivitas organisasi,inovasi yang terhambat, iklim dan budaya organisasi tidak adaptif yang nantinya akan menghambat perkembangan organisasi di masa depan.

Pemimpin tidak semata-mata membuat keputusan berdasarkan objektif, rasionalitas, teknik-teknik statistic, dan riset-riset yang mendalam, tetapi juga harus mampu menggunakan rasa ingin tahunya, intuisinya,emosinya, pemikiran yang mendalam, pengalaman pribadi,mimpi-mimpinya dan harapan-harapannya. Visi dan strategi yang terlalu berdasarkan rasionalitas kadang tidak mampu menciptakan daya dorong dan pengaruh kuat bagi seluruh anggota organisasinya. Ketika pemimpin hanya mendasarkan diri pada perencanaan strategis formal, analisis persaingan , atau riset pasar, mereka bisa jadi kehilangan kesempatan dan peluang. Sebab, data-data objektif belum mampu menjelaskan apa-apa tanpa kemampuan pemimpin untuk menterjemahkannya menjadi sesuatu yang bermakna.

Pemimpin yang memiliki visi yang tinggi, tetapi tidak di implementasikan dalam tindakan hanya pemimpin yang suka bermimpi, pemimpin yang tidak memiliki visi kedepan dan tidak banyak melakukan tindakan stragtegis dikatakan sebagai pemimpin yang tidak terlibat. Pemimpin yang banyak melakukan tindakan strategis, tetapi tanpa visi yang jelas sering dikatakan sebagai pemimpin pekerja yang hanya mampu mengerjakan hal-hal yang rutin. Pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang memiliki visi kedepan, serta dibarengi dengan tindakan yang strategis yang tinggi juga, maka akan menghasilkan pemimpin visioner dan efektif. Pemimpin jenis ini ingin mengembangkan organisasi menuju tujuan yang tinggi.

  • Konflik Berpengaruh Terhadap Perkembangan Organisasi

Setiap organisasi yang didalamnya terdapat banyak individu mungkin pernah mengalami konflik. Didalam kehidupan organisasi, meskipun telah terdapat seorang pemimpin yang handal dan berkualitas yang mampu memimpin para bawahannya dengan penuh bijaksana, masih juga konflik di dalam organisasi tidak dapat dihindarkan.

Konflik pada dasarnya sangat mudah terjadi di dalam situasi-situasi yang melibatkan individu- individu di dalamnya. Konflik merupakan segala sesuatu yang membuat seseorang menjadi tidak percaya, was-was dan tidak nyaman berada ditempat kerja. Konflik dapat terjadi diantara pimpinan dan bawahan, hal itu dapat disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat, kepentingan, ketidakpastian pekerjaan, dan pertentangan pekerjaan diantara kedua belah pihak yang akan mengakibatkan kinerja organisasi menjadi rendah yang kemudian berdampak pada perkembangan organisasi tersebut.

Adanya konflik yang dapat merusak dan merugikan organisasi disebabkan oelh manusia yang selalu membesar-besarkan masalah yang ada dan menyebarkan isu-isu yang belum jelas permasalahannya kepada orang lain.

  • Peran Pimpinan dalam Menyelesaikan Konflik di Organisasi

Tugas seorang pemimpin yaitu mampu memecahklan masalah dengan baik, mampu mengembangkan konflik sehingga dapat mencapai titik kritis namun jangan sampai tiba pada titik kepatahan atau “breaking point” , adalah betul-betul mengandung resiko dan bahaya dan merupakan tugas yang sangat berat. Seorang Pemimpin memerlukan jiwa yang dinamis, kreatif, berani, bertanggung jawab dan berdedikasi penuh pengabdian, yang hanya dimiliki oleh pribadi pemimpin yang berkarakter kuat.

Pemimpin modern harus mampu mendorong bawahannya agar menemukan ide-ide sendiri, berpartisipasi aktif dan mau menerima banyak perbedaan dan keragaman. Lalu menciptakan kondisi yang merangsang konflik positif yang terkendali dan menyelesaikannya dengan baik. Adapun cara pemimpin untuk mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi,yaitu:

  1. Konflik dari dalam diri individu (individual conflict)

Konflik yang terjadi dalam organisasi jika dibiarkan akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan, konflik yang ada didalam diri individu dapat menyebabkan seseorang merasa bimbang bingung sehingga dalam menyelesaikan pekerjaan tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Peran seorang pemimpin harus dapat memberikan arahan terhadap bawahannya, yaitu :

 a. Memberikan waktu kepada bawahan untuk merenung dan memikirkan jalan keluarnya

b. Apabila cara tidak berhasil, pimpinan mencarikan beberapa alternatif, saran, masukan yang baik dan memberikan rasa percaya diri kepada bawahan supaya yakin apa yang akan dipilih adalah solusi terbaik untuk menentukan tujuan yang dilaksanakannya.

  • Konflik antar individu maupun antar kelompok Banyak cara untuk memecahkan persoalan konflik antar pribadi maupun antar kelompok, misalnya membuka diri, menerima umpan balik, menaruh kepercayaan terhadap orang lain. Ada beberapa strategi untuk mengurangi konflik di organisasi,yaitu :
  • Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif

Bila dua kelompok atau dua individu memiliki tujuan yang berbeda karena masing-masing menganut sistem nilai yang berbeda, maka penyelesaian masalahnya ialah:

  1. Duduk bersama, berunding, dan bermusyawarah
  2. Melihat masalah dengan kepala dingin dan mendiskusikannya
  3. Melelui sikap kooperati orang berusaha melepaskan perbedaanperbedaan yang tidak prinsipil, untuk lebih banyak menemukan titik-titik persamaan.
  4. Tidak selalu mau menang sendiri dan mengharuskan pihak lain mengalah. Bersedialah mengalah dengan itikad baik untuk memecahkan masalah.
  • Mempersatukan tujuan Tujuan

yang dipersatukan ini sama dengan tujuan yang harus dicapai oleh kelompok yang tengah berselisih. Tujuan bersama itu harus bisa dicapai karena sifatnya imperative atau memaksa. Melalui jalan kooperatif dan disertai rasa solidaritas tinggi, orang harus bisa bekerjasama atas dasar saling percaya-mempercayai satu sama lain.

  • Menghindari konflik

Cara paling wajar dan mudah yaitu menghindari suatu konflik, yang bertujuan untuk tidak melakukan, menentang, lalu mendesak semua kesebalan dan kekecewaan kedalam ketidaksabaran sehingga menjadi kompleks-kompleksterdesak, yang sering menjadi sumber pengganggu bagi ketenangan batin sendiri. Dengan jalan pendesakan bertujuan menghindari kesusahan. Yang penting adalah menghindari orang yang tidak disenangi, dan menghindari konflik terbuka. Selanjutnya cepat atau lambat orang harus berani saling berkonfrontasi dan mencari jalan penyelesaiannya.

  • Memperhalus konflik

Memperhalus konflik itu berarti melicinkan jalan atau memperhalus penyelesaian konflik dengan jalan:

  1. Mengecilkan perbedaan-perbedaan sikap dan ide dari perorangan dan kelompok yang tengah bertikai
  2. Dan memperbesar titik persamaan/ titik singgungdari tujuan atau kepentingan bersama, yang harus dicapai dengan cara kooperatif.

Dengan memperhalus konflik dan melicinkan jalan penyelesaian orang berusaha dengan sengaja dan sadar menyingkirkan perbedaan untuk lebih menonjolkan persamaan serta kepentingan bersama, sehingga jalan damai dapat ditempuh untuk memecahkan masalah yang dipertengkarkan.

  • Kompromi

Kompromi merupakan proses saling berjanjiantara kedua belah pihak yang bersedia melepaskan sebagian dari tuntutannya. Dalam peristiwa kompromi boleh dikatakan tidak ada pihak yang menang dan yang kalah secara mutlak. Kedua belah pihak bersedia mengorbankan sedikit dari pendirian dan tuntutanya sehingga tersapai satu keputusan bersama, sekalipun keputusan itu tidak bisa disebut sebagai hasil yang optimal bagi kedua belah piha. Keputusan hasil kompromi itu merupakan produk penalaran,saling mengalah, saling memberi dan menerima dimana kedua belah pihak saling terpuaskan.

  • Tindakan yang otoriter

 Dalam struktur organisasi formal dengan adanya relasi atasanbawahan, maka otoritas dan kewibawaan pemimpin yang berkedudukan paling tinggi merupakan suara pemutus bagi konflik antar-individu dan antar-kelompok. Kekuasaan formal merupakan bentuk arbitrage atau perwasitan dan sebagai alat penentu. Kepemimpinan otoriter dengan tindakan-tindakan yang tegas dan drastis itu disaat genting itu bisa menegakkan orde, bisa menjadi alat koordinasi yang efektif.

  • Mengubah struktur individual dan struktur organisasi

Cara lain untuk mengurangi konflik yaitu dengan cara mengubah struktur organisasi. Memindahkan dan mempertukarkan anggotaanggota kelompok dan pemimpinnya, dengan semboyan “the right man in the right place”, membentuk badan koordinasi, memperkenalkan sistem konsultasi dan sistem apel, memperluas partisipasi aktif para anggota dan anak buah. Dengan menukar-nukar anggota dan pemimpin dapat tercapai iklim psikis baru, sehingga suasana kompetitif dan konfliktius bisa dikurangi menjadi seminim mungkin.

  • Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, maka penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai peran pimpinan dalam menyelesaikan konflik di organisasi yaitu:

  1. Organisasi tanpa pemimpin ibarat kapal perang yang besar tanpa nahkodanyayang terjadi nantinya adalah kemuduran produktivitas didalam organisasi. Pemimpin mempunyai hubungan dalam mempengaruhi jalannya organisasi dengan visi misi yang sedang dijalankan dengan berbagai sudut pandang sebagai seorang pemimpin, susdut pandang structural, sumber daya manusia,politik dan simbolik.
  2.  Konflik dapat diartikan dengan perbedaan,pertentangan dan perselisihan. Konflik merupakan masalah yang serius dalam setiap organisasi yang dapat merugikan kinerja suatu organisasi maupun mendorong kerugian bagi banyak karyawan yang baik. Konflik dapat bersifat menguntungkan atau konstruktif bagi organisasi, namun ada konflik yang bersifat destruktif yang dapat mengganggu laju perkembangan organisasi akan menurun, dan mengakibatkan kemunduran dalam organisasi.
  3. Peran pemimpin dalam menangani konflik antara lain harus dapat membuat keputusan yang tepat dan tidak merugikan kedua belah pihak atau pihak yang berkonflik. Pendekatan konflik yang digunakan oleh pemimpin untuk mengurangi konflik yang ada di organisasi antara lain adalah Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif, Mempersatukan tujuan, Menghindari konflik, Memperhalus konflik, Kompromi, Tindakan yang otoriter, Mengubah struktur individual dan struktur organisasi. Beberapa pendekatan yang digunakan untuk menangani konflik yang terjadi di organisasi tergantung pada permasalahan dan situasi konflik.

Daftar Pustaka

Adam I. Indrawijaya.(2009).Perilaku Organisasi.Bandung: Sinar Baru Algensindo

Hani Handoko.(2003). Manajemen Edisi2. Yogyakarta : BPFE

Harry L.Wylie.(1958).Manajemen Handbook.New York: Ronal Press

Heidjrachman dan Suad Husnan.(1986).Manajemen Personalia Edisi Ketiga.Yogyakarta:BPFE

Kartini Kartono.(2003). Pemimpin dan Kepemimpinan (edisi baru). Jakarta: CV Rajawali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *